Gerebek Online, Muara Sabak - Dalam upaya penguatan dan pembinaan Inovasi Daerah dalam pemerintahan. Senin 20 Maret 2023, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) melalui Bidang Inovasi dan Teknologi menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Tanjung Jabung Timur Berinovasi (TANTENOVA) yang berlangsung di "Jihan Seafood" Muara Sabak yang di ikuti kurang lebih 70 peserta dari OPD lingkup Pemkab Tanjabtim, Kecamatan, Apdesi, Tokoh Pemuda.
Adapun narasumber yang dihadirkan dalam Forum FGD ini, diantaranya Gustin Wahyudi,S.STP selaku Kepala Balitbangda Tanjabtim dan DR Erlinda Novitasari, MPA selaku Kabid Inovasi Daerah Balitbangda Provinsi Jambi, sementara yang memimpin jalannya kegiatan yakni Asisten Administrasi Umun Setda Kabupaten Tanjung Jabung Timur Asman Daydy selaku moderator.
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam hal ini serius mengembangkan inovasi di setiap perangkat daerah. Salah satu upaya yang saat ini tengah dilakukan yakni komunikasi dan koordinasi aktif melalui sosialisasi FGD.
"Balitbangda sebagai institusi penelitian dan pengembangan pemerintah daerah, bertugas sebagai koordinator pelaporan inovasi ke pusat, sebagai dasar pengukuran Indeks Inovasi Daerah," kata Kaban berintegritas tinggi ini.
Gustin menjelaskan, PR besar yang saat ini tengah di hadapi yakni mengajak instansi terkait untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan indeks inovasi daerah yang beberapa tahun ini kian menurun.
"Sebenarnya inovasi di tiap instansi maupun bidang itu banyak dan bervariasi, hanya saja yang menjadi kendala bagaimana inovasi tersebut bisa dilanjutkan ketingkat yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Untuk itu hal yang harus dilakukan saat ini adalah merangkul dan mengajak perangkat daerah untuk merubah persepsi agar mereka bisa proaktif menyampaikan inovasi- inovasi nya" jelas Gustin dengan nada serius.
Gustin menambahkan di tahun 2023 ini telah di siapkan reward bagi mereka yang ingin berinovasi, namun salah satu hal lain yang juga menjadi rekomendasi bukan hanya reward saja melainkan punismen kepada perangkat daerah yang tidak aktif.
"Karena tolak ukur kedepannya, inovasi juga menjadi salah satu penilaian kinerja bagi kepala daerah, sehingga hal ini yang perlu kita tekankan untuk disampaikan secara berkelanjutan" tegasnya.
Beberapa kendala lain yang kerap menghambat inovasi adalah kelengkapan- kelengkapan dokumen administrasi dan jika hal tersebut terpenuhi proses pengajuan inovasi tidak lah sulit untuk dilakukan.
"Sebenarnya saat ini banyak yang ingin berinovasi namun hal tersebut tidaklah cukup, tidak bisa pula langsung mengakui atau mengklaim langsung, sebab untuk melegalkan hal tersebut tentunya harus di penuhi dengan kelengkapan administrasi yang baik. Jika bicara birokrasi maka juga harus bicara data yang valid dan hal itu masih menjadi kelemahan sampai saat ini dan pelan-pelan akan kita benahi" katanya.
Kepala Balitbangda ini juga menjelaskan inovasi dalam suatu daerah sangatlah penting untuk dilakukan, dengan adanya inovasi indeks inovasi bisa terus naik, sementara untuk Kabupaten Tanjung Timur sendiri tingkat indeks masi inovatif hanya saja kondisinya stagnan dan cenderung mengalami penurunan dari segi kuantitasnya.
"Sementara untuk daerah lain tingkat inovasinya naik terus, karena dari segi kualitas dan kuantitasnya mereka lebih baik" ucapnya.
Gustin mengaskan, untuk berinovasi tidaklah sulit, tidak juga harus mengeluarkan biaya yang terus menerus. Jika ada inovasi yang sudah ada dengan merubah aturan mainnya atau di perbarui maka itu juga sudah menjadi inovasi. Hal tersebut tentunya akan memberikan manfaat untuk peningkatan indeks inovasi daerah. Di Kabupaten Tanjabtim sendiri banyak inovasi yang perlu ditingkatkan ke tahapan yang lebih baik, untuk itu Balitbangda Tanjabtim hadir sebagai wadah bagi para perangkat daerah atau instansi yang ingin berinovasi. Sebagi contoh kegiatan FGD ini juga merupakan inovasi yang ditelurkan guna menaikan kuantitas indek inovasi.
"Inti inovasi adalah adanya pembaruan, perubahan menjadi lebih cepat, lebih mudah, lebih murah, lebih sederhana, dan akuntabel", pungkasnya.
Bahkan keluhan dari sejumlah perangkat kecamatan masi pada terkait wadah untuk informasi, merekapun mengharapakan perhatian untuk ruang dalam pembentukan website atau sub domain perkecematan agar bisa berkreasi dan berinovasi di satu pusat informasi kecamatan.
Hal senada juga disampaikan DR Erlinda Novitasari selaku Kabid Inovasi Daerah Balitbangda Provinsi Jambi, ia mengatakan baik di tingkat OPD, Kecamatan hingga ke desa sudah banyak inovasinya, penciptaan kreasi inovasi sudah ada. Untuk itu PR kedepannya bagaimana inovasi tersebut bisa di lembagakan atau dilegalkan dengan mempersiapkan data dukungnya.
"Yang jelas itu perlu pembinaan dari Balitbangda Tanjabtim dan juga Provinsi juga akan membantu, untuk melembagakan inovasi. Dari inovasi yang ada coba diajukan ke Balitbangda kemudian pihak Balitbangda akan menginput datanya dan melaporkan datanya ke Kemendagri. Hal tersebut tentunya bertahap sesuai dengan bidangnya, seperti dari sekolah-sekolah harus melalui Dinas Pendidikan lalu ke Balitbangda ataupun Puskesmas-puskesmas harus melalui Dinas Kesehatan baru ke Balitbangda" tutupnya.
Dari kesimpulan FGD kali ini melahirkan 5 point penting yang akan dijadikan sebagai acuan bagi "TANTENOVA" kedepan, diantaranya bahwa produk inovasi harus ditetapkan dengan SK kepala OPD untuk dinilai dan ditingkatkan menjadi Perbup. Kemudian Inovasi harus di publikasikan ke media dia sosial dengan benar, Adanya reward dan punismen, serta Balitbangda akan melakukan pendampingan
dan kolaborasi dengan sejumlah instansi agar dapat mengikuti Tanjabtim berinovasi dengan baik. ( Mardian Lahat )